Jumat, 29 Juli 2011

Cegah Obesitas, Buah dan Sayur Masuk McDonald's

Kompas.com - Di bawah tekanan dari kelompok advokasi kesehatan dan anak, McDonald's Corp akhirnya melakukan perubahan menu pada paket Happy Meals mereka yang memang menyasar konsumen anak-anak.

Jaringan waralaba makanan cepat saji yang tersebar di berbagai negara tersebut akan menambahkan buah-buahan atau sayuran pada seluruh pilihan menu dalam Happy Meals dan mengurangi porsi kentang gorengnya.
Perubahan yang diumumkan beberapa hari lalu itu akan mulai diwujudkan bulan September mendatang di beberapa gerai dan serentak pada 14.000 restoran yang ada di seluruh Amerika Serikat pada bulan April 2012. Belum diketahui apakah perubahan ini juga berlaku di cabang McDonalds di luar AS.
Jan Fields, presiden McDonalds Amerika mengatakan sebelumnya jaringan restoran cepat saji itu sudah bereksperimen mengurangi porsi kentang gorengnya namun mendapat protes dari konsumen anak-anak dan orangtuanya.
"Konsumen datang ke restoran kami dan mereka ingin tetap memiliki kontrol pada pilihan menu. Mereka juga berharap ada menu gorengan dalam Happy Meals. Tanpa menu tersebut konsumen kami akan kecewa," kata Fields.
Dalam perubahan menu tersebut kentang goreng hanya akan mengandung 1,1 ons kentang, turun dari sebelumnya 2,4. Sementara itu potongan apel akan dimasukan sebagai pilihan sehat termasuk juga wortel, kismis, potongan nanas, atau jeruk mandarin, tergantung pada musim dan wilayah restoran yang menyediakan.
Walau pilihan buah dan sayur itu tergantung pada pesanan konsumen, namun menurut Field secara umum jumlah kalori dalam menu Happy Meals turun 20 persen.
Sebagai waralaba restoran terbesar dalam penjualan, McDonalds mendapat pengawasan hebat untuk kualitas nutrisi dalam menunya dan marketingnya pada konsumen anak-anak. Kritik bertubi-tubi juga datang karena salah satu strategi penjualan mereka adalah memberi bonus mainan.
Tekanan tersebut terutama menguat di AS karena negara tersebut sedang berperang melawan epidemi obesitas. Perubahan menu yang dijanjikan tersebut diapresiasi positif oleh ibu negara, Michele Obama yang memang memimpin program nasional pencegahan obesitas di AS.
Tahun 2010 lalu San Francisco dan Santa Clara County mengeluarkan larangan penjualan menu makanan di restoran bersama dengan mainan jika menu tersebut tidak mengandung nutrisi sesuai kriteria. Peraturan yang sama juga sudah disahkan di New York.
"Sebagai pemimpin pasar kami sadar harus ikut ambil bagian dalam mencari solusi tetapi kami bukanlah satu-satunya solusi," kata juru bicara McDonalds, Danya Proud.
Strategi bisnis McDonalds adalah membuat para orangtua tidak merasa bersalah mengajak anak mereka ke restoran tersebut sehingga mereka akan lebih sering datang.
"Konsumen kami ingin merasa nyaman meski sering makan di McDonalds. Mereka juga ingin merasa nyaman dengan pilihan menu yang ada sehingga bisa lebih sering datang," kata Fields.
Tahun 2004 McDonalds juga pernah mengubah menu Happy Meals dengan menyediakan alternatif soda, misalnya satu persen susu dengan hamburger, burger keju atau nugget ayam dan kentang goreng. Mereka juga menawarkan mengganti kentang goreng dengan potongan apel yang disajikan dengan saus karamel rendah lemak.
Tahun 2006, restoran cepat saji itu juga memulai iklan versi baru Happy Meal yang termasuk nugget ayam dan potongan apel. Hasilnya, menurut perusahaan itu 88 persen konsumen jadi tahu pilihan menu buah yang ada. Tetapi hanya 11 persen konsumen anak yang memilih apel daripada kentang goreng.
Mulai tahun depan, perusahaan itu juga menjanjikan akan menambahkan pesan nutrisi dalam setiap kampanye iklan, marketing dan kemasan yang ditujukan pada konsumen anak-anak.
McDonalds juga berjanji untuk mengurangi 15 persen jumlah sodium dalam makanan. Saat ini pengurangan sodium sudah dilakukan pada menu chicken nugget hingga 10 persen hingga 13 persen setelah mengganti bahan bakunya menjadi daging putih.
Mereka juga menyatakan akan mengurangi tambahan gula, lemak jenuh dan kalori pada tahun 2020 dan telah merekrut pihak ketiga untuk melaporkan setiap perkembangannya pada konsumen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar